Posting awal ini
ditulis untuk memenuhi tugas Matakuliah Softskill Ilmu Alamiah Dasar. Yang terhormat, Dosen Matakuliah Bapak Yasman Riyanto,SSI.,MT
. Dahulu kala, ada sebuah kerajaan bernama Medang Kamulan yang diperintah oleh raja bernama Prabu Dewata Cengkar yang buas dan suka makan manusia. Setiap hari sang raja memakan seorang manusia yang dibawa oleh Patih Jugul Muda. Sebagian kecil dari rakyat yang resah dan ketakutan mengungsi secara diam-diam ke daerah lain
Di dusun Medang Kawit ada seorang pemuda bernama Aji Saka yang sakti, rajin dan baik hati. Suatu hari, Aji Saka berhasil menolong seorang bapak tua yang sedang dipukuli oleh dua orang penyamun. Bapak tua yang akhirnya diangkat ayah oleh Aji Saka itu ternyata pengungsi dari Medang Kamulan. Mendengar cerita tentang kebuasan Prabu Dewata Cengkar, Aji Saka berniat menolong rakyat Medang Kamulan. Dengan mengenakan serban di kepala Aji Saka berangkat ke Medang Kamulan.
. Dahulu kala, ada sebuah kerajaan bernama Medang Kamulan yang diperintah oleh raja bernama Prabu Dewata Cengkar yang buas dan suka makan manusia. Setiap hari sang raja memakan seorang manusia yang dibawa oleh Patih Jugul Muda. Sebagian kecil dari rakyat yang resah dan ketakutan mengungsi secara diam-diam ke daerah lain
Di dusun Medang Kawit ada seorang pemuda bernama Aji Saka yang sakti, rajin dan baik hati. Suatu hari, Aji Saka berhasil menolong seorang bapak tua yang sedang dipukuli oleh dua orang penyamun. Bapak tua yang akhirnya diangkat ayah oleh Aji Saka itu ternyata pengungsi dari Medang Kamulan. Mendengar cerita tentang kebuasan Prabu Dewata Cengkar, Aji Saka berniat menolong rakyat Medang Kamulan. Dengan mengenakan serban di kepala Aji Saka berangkat ke Medang Kamulan.
Perjalanan
menuju Medang Kamulan tidaklah mulus, Aji Saka sempat bertempur selama
tujuh hari tujuh malam dengan setan penunggu hutan, karena Aji Saka
menolak dijadikan budak oleh setan penunggu selama sepuluh tahun sebelum
diperbolehkan melewati hutan itu.
Tapi berkat kesaktiannya, Aji Saka berhasil mengelak dari semburan api si setan. Sesaat setelah Aji Saka berdoa, seberkas sinar kuning menyorot dari langit menghantam setan penghuni hutan sekaligus melenyapkannya.
Tapi berkat kesaktiannya, Aji Saka berhasil mengelak dari semburan api si setan. Sesaat setelah Aji Saka berdoa, seberkas sinar kuning menyorot dari langit menghantam setan penghuni hutan sekaligus melenyapkannya.
Aji
Saka tiba di Medang Kamulan yang sepi. Di istana, Prabu Dewata Cengkar
sedang murka karena Patih Jugul Muda tidak membawa korban untuk sang
Prabu.
Dengan
berani, Aji Saka menghadap Prabu Dewata Cengkar dan menyerahkan diri
untuk disantap oleh sang Prabu dengan imbalan tanah seluas serban yang
digunakannya.
Saat
mereka sedang mengukur tanah sesuai permintaan Aji Saka, serban terus
memanjang sehingga luasnya melebihi luas kerajaan Prabu Dewata Cengkar.
Prabu marah setelah mengetahui niat Aji Saka sesungguhnya adalah untuk
mengakhiri kelalimannya.
Ketika
Prabu Dewata Cengkar sedang marah, serban Aji Saka melilit kuat di
tubuh sang Prabu. Tubuh Prabu Dewata Cengkar dilempar Aji Saka dan jatuh
ke laut selatan kemudian hilang ditelan ombak.
Aji
Saka kemudian dinobatkan menjadi raja Medang Kamulan. Ia memboyong
ayahnya ke istana. Berkat pemerintahan yang adil dan bijaksana, Aji Saka
menghantarkan Kerajaan Medang Kamulan ke jaman keemasan, jaman dimana
rakyat hidup tenang, damai, makmur dan sejahtera.
Sumber
Tanggapan Tentang Dongeng
(Mitologi)
Oleh :
NPM : 41214009
Nama : Anas Zulkarnain Sukma
Kelas : 1DA02
Jurusan : Akuntansi Komputer
Dari analisa saya sebagai pembaca ada satu rangkaian cerita yang bisa dikatakan Mitologi atau tidak masuk di akal dalam Dongeng Aji Saka ini, yaitu :
"Perjalanan
menuju Medang Kamulan tidaklah mulus, Aji Saka sempat bertempur selama
tujuh hari tujuh malam dengan setan penunggu hutan, karena Aji Saka
menolak dijadikan budak oleh setan penunggu selama sepuluh tahun sebelum
diperbolehkan melewati hutan itu. Tapi berkat kesaktiannya, Aji Saka berhasil mengelak dari semburan api
si setan. Sesaat setelah Aji Saka berdoa, seberkas sinar kuning menyorot
dari langit menghantam setan penghuni hutan sekaligus melenyapkannya."
Kalimat tersebut bisa dikatakan Mitologi karena tidak masuk nalar dan akal manusia karena pada hakikatnya Manusia dengan makhluk halus sejenis jin atau setan tidak bisa melakukan kontak fisik secara langsung apalagi sampai menyemburkan api.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar