Laman

Selasa, 05 Mei 2015

Perpolitikan Indonesia

Indonesia adalah negeri yang menjunjung tinggi kebebasan demokrasi. Setiap orang berhak ikut serta memberikan hak suaranya untuk setiap kebijakan yang dibuat pemerintah. Demokrasi di sini memberikan ruang gerak bebas bagi setiap orang untuk memberikan hak suaranya, bukan hanya pejabat-pejabat tinggi  yang berhak berpendapat karena kebijakan tersebut juga akan kembali ke rakyat. 


Semua rakyat dari yang konglomerat sampai melarat berhak menolak atau menerima setiap kebijakan. Permasalahanya, apakah semua orang sudah merasakan benar adanya kebebasan demokrasi di negeri ini? Coba kita tengok kembali, kasus Prita Mulyasari yang menulis di media internet tentang keluh kesahnya sebagai pasien rumah sakit harus masuk ke ranah hukum. Tetapi dukungan trus mengalir ke pihak prita agar terbebas dari kasus hukum yang menjeratnya . Alih-alih ingin mendapatkan hak nya sebagai pasien justru apes karena dianggap melakukan pencemaran nama baik.
             

Aku hidup diantara berjuta rakyat Indonesia. Aku sekarang menjadi bagian dari generasi muda Indonesia. Generasi penerus-penerus bangsa Indonesia. Mungkingkah generasi muda bisa mencintai negerinya ? tapi tidak tau apa2 tentang negerinya. Ah, saya rasa generasi muda mulai sekarang harus banyak berpikir tentang perpolitikan. Bagaimana kondisi perpolitikan negeri saat ini , agar saat mendatang bisa menjadikan pelajaran bila menjadi seorang pemimpin. Dalam berbicara politik, setiap remaja mempunyai gaya yang berbeda-beda dalam menyampaikan pendapatnya. Ada remaja yang benar-benar nyolot sampai ikut-ikut an demo , ada juga remaja yang cuman berpendapat ringan-ringan saja sambil ngobrol dengan teman. Misalnya, Kok korupsi di negeri semakin merajalela ya ?  Ini juga termasuk remaja yang berbicara politik. Tapi hanya sebatas mengkritik ringan. Aku sangat mencintai negeriku ini, oleh karena itu saya juga sering mengemukakan pendapat saya di media sosial seperti twitter , facebook, dan blog saya. Aku merasa bila tidak ada yang berani berbicara politik,maka politik akan semakin jauh dengan kita semua. Kebiasaan mengikuti alir  yang mengalir harus kita buang jauh-jauh karena bisa bisa membuat kita malas melakukan apa-apa. Untuk dirinya saja sudah pasrah apalagi untuk memperbaiki negeri ini. Saya sebagai generasi muda tidak setuju bila banyak yang beranggapan hanya generasi tua yang mampu berbicara politik. Aku dan generasi muda mampu berbicara, meskipun tidak tau masalahnya dan lebih sering mengkritik daripada memuji, tapi kami lakukan demi bangsa ini. Kami ingin menunjukkan bahwa bukan hannya generasi tua yang punya hak membicarakn politik . Padahal bila kita melihat masa lalu, revolusi tidak akan pernah terjadi bila para generasi muda tidak bertindak untuk ramai-ramai melengserkan presiden orde baru. Saat Orde Baru , kebebasan sangat lah sulit. Rakyat tidak boleh menyampaikan pendapat nya di muka umum karena dianggap menentang pemerintahan. Negara Indonesia dikuasai oleh partai besar saat itu (partai golkar),. Banyak para politikus ditangkap dan  dipenjara karena menentang kebijakan presiden. Saat itu, kebebasan memang sulit ditemukan. Tapi saat revolusi saat ini, sudah kebalikannya. Bahkan biasanya keblablasan.
                      

Kasus-kasus per politik an di negeri ini juga sering disorot tajam oleh para generasi muda yang menentang adanya penyelewengan hukum. Banyak para generasi muda yang menyampaikan opini maupun idenya dengan berani. Tidak ada basa-basi sedikit pun dalam menyampaikan idenya.  Di Media massa, kami sering menegur, memuji, mencemooh, mendukung penuh, kami sering melakukan itu dengan harapan suara kami berarti bagi negeri ini.  Tidak ada yang kita cari dalam hal berpolitik ini, hanya kepedulian terhadap bangsa ini yang membuat kami beraksi. Jika para Generasi Muda tidak boleh berpolitik, tentu rakyat ini akan semakin jauh dengan pemerintahan. Padahal rakyat-rakyat sangat mengharapkan turut tangan kami terjun dalam politik agar senantiasa mewakili suara-suara mereka menuntut pemerintahan yang lebih adil lagi.
                      

Gambaran tentang kondisi kepemimpinan negeri kita saat ini sudah terlihat jelas, kondisi kepemimpinan Negara kita semakin hari semakin memburuk . Rakyat miskin semakin tertindas , sedangkan pemimpin semakin di atas. Hobby para petinggi negara menghabiskan uang rakyat semakin mengganas, sementara banyak rakyat jelata yang mati kelaparan karena ulah serakah mereka. Undang-undang seakan dibuat permainan oleh hakim dan jaksa karena tergiur iming-iming uang milyaran, tetapi mengapa  hukum tidak pernah bersikap adil terhadap rakyat. Politik semakin amburadul karena ulah tokoh politik. Suara-suara rakyat sering terabaikan karena dianggap tidak penting lagi. Tokoh-tokoh politik pun sepertinya sudah jarang yang benar-benar tulus mengabdi untuk negara. Bahkan calon-calon presiden 2014 seakan tidak mempunyai ilmu politik yang baik. Rakyat semakin bosan dengan keadaan seperti ini, revolusi seakan sudah mati.
                      

Dunia perpolitikan Indonesia saat ini sedang membutuhkan tokoh-tokoh pembaharuan yang mempunyai kecerdasan memimpin bangsa ini. Bukan hanya orang-orang yang sudah lama menduduki peranan penting. Kita harus membuka kesempatan buat para generasi muda untuk terjun ke dunia politik. Saat ibi, tokoh muda yang telah turun dalam dunia politik adalah anas urbaningrum, meskipun masih muda dia dipercaya sebagai ketua partai demokrat. Meskipun saat ini lebih banyak isu miring tentang tokoh pak anas. Buat para generasi muda juga jangan ikut-ikut an, kalamu belum punya kemampuan jangan coba-coba cari keberuntungan.
                      
Kami masa lalu, masa kini dan masa depan adalah gambaran para generasi muda yang terus berbicara politik dan langsung turun ke lapangan kapan pun. Saat masa lalu, para generasi muda sudah membuktikan bahwa mereka mampu membuat sebuah keputusan. Saat Ir.Soekarno di asingkan di Rengasdeklok,, karena para generasi muda sedang memanfaatkan kesempatan untuk merdeka tanpa berlama-lama lagi . Selain itu, seperti yang dijelaskan di atas, peran generasi muda dalam menggapai revolusi. Masih banyak contoh-contoh lain, seperti tokoh pergerakan kebangkitan Nasional Budi Oetomo saat itu. Pada masa kini, para generasi muda juga sering turun ke lapangan. Banyak organisasi yang berisi anak muda yang sering melakukan demo atau menyatakan pendapat nya di muka umum. Meskipun kadang-kadang terlihat begitu anarkis. Pada masa depan, kami akan membuktikan pada dunia bahwa Indonesia adalah negara yang maju karena banyak para pemudanya yang peduli akan negaranya sendiri.
                      

Untuk kembali menyimpulkan bacaan di atas, berbicara politik tidak hanya dilakukan oleh para generasi tua, tetapi generasi muda juga mempunya hak untuk membicarakan politik. Berbicara politik tidak harus selalu mengikuti politik di Indonesia, dengan ngobrol-ngobrol ringan dengan teman, seperti mempertanyakan kenapa para pemimpin saat ini banyak yang koruptor ? mengapa Cuma memberikan janji-janji manis tapi kenyataan nya hanya pahit ? . Contoh tersebut juga merupakan generasi muda yang berbicara politik. Hal ini harus ditumbuhkan bagi setiap remaja agar tau akan bangsanya, agar lebih mencintai bangsanya sendiri. Kita sebagai generasi muda penerus bangsa harus lebih sering belajar agar bangsa kita tidak tertinggal oleh bangsa lain.

Tanggapan saya :
Nice artikel! saya sangat berpendapat dengan penulis diatas. Sebagai generasi muda kita juga harus bisa berbicara soal politik jangan kalah dengan kalangan yang sudah berumur saja. Sebagai generasi penerus harapan bangsa kita harus kondisi negara kita saat ini salah satunya dibidang politik, dan jangan hanya terlalu berpangku tangan saja dengan globalisasi perkembangan jaman saja sampai sampai kita tidak perduli dengan kondisi negara kita saat ini. Saya baru teringat fenomena baru baru ini tentang kisruh PSSI dengan Menpora. Keduanya saling tidak mau kalah dan menganggap pendapatnya itu benar dengan dalih untuk memajukan persepakbolaan Indonesia saat ini. Keduanya saling adu jotos untuk mempertahankan tahta kekuasaan persepakbolaan Indonesia. Dan sampai akhirnya persepakbolaan Indonesia saat ini menjadi korbannya dan persepakbolaan kita saat ini seperti mati suri! Tidak ada kepastian tentang bagaimana persepakbolaan kita kedepannya. Banyaknya pemain sepakbola yang menganggur menunggu bagaimana kepastian hidupnya serta      pelaku sepakbola lainnya seperti team maupun sponsor. Dan dengan adanya kasus ini kita tinggal menunggu sanksi dari federasi sepakbola tingkat dunia yaitu FIFA. Bila FIFA sudah memberi sanksi segala pelaksanaan sepakbola di Indonesia tidak akan diakui olehnya, seperti yang diterima Timor leste beberapa tahun lalu. Kalau sudah begini siapa yang rugi? yang jelas negara kita sendiri dan seluruh rakyat Indonesia yang sangat mencintai olahraga ini. Telisik kita telisik ternyata kasus ini tidak luput dari masalah politik, semua pihak ingin menguasai. Karena pada dasarnya Politik itu yang punya uang lebih dia yang akan berkuasa. Seperti hukum rimba yang paling kuat dialah yang berkuasa. Seharusnya kasus kasus seperti ini sangatlah tidak perlu dan sangat merugikan terkecuali pihak pihak yang ingin berkuasa. Mungkin itu saja tanggapan yang bisa saya berikan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar