A. Pengertian Analisis Perbandingan Laporan Keuangan
Analisis perbandingan merupakan metode analisa terhadap laporan keuangan dengan cara memprbandingkan untuk dua periode atau lebih, atau memperbandingkan laporan keuangan suatu perusahaan lain. Tetapi pada umumnya dilakukan untuk beberapa periode dari suatu perusahaan sehingga dapat diketahui sifat dan tendensi perubahan yang terjadi dalam perushaan tersebut. Analisa terhadap laporan keuangan dimaksudkan agar dapat keuangan tersebut dapat lebih berarti dalam mendukung keputusan yang akan diambil baik oleh manajemen maupun pihak ekstern yang mempunyai kepentingan terhadap perusahaan.
Laporan keuangan dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan (progress report) secara periodic yang dilakukan pihak manajemen perusahaan yang bersangkutan. Adapun sifat dari laporan keuangan dimaksud adalah menyajikan data historis serta menyeluruh yang terdiri dari data yang merupakan hasil kombinasi antara : fakta yang telah dicatat (recorded fact), prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan di dalam akuntansi serta pendapat pribadi.
Data keuangan tersebut akan lebih berarti lagi bagi pihak-pihak yang berkepentingan apabila di analisa lebih lanjut sehingga dapat diperoleh informasi yang dapat mendukung keputusan-keputusan yang akan diambil dikemudian hari. Untuk itu ada beberapa aspek dalam laporan keuangan yang dianggap penting dan perlu mendapat perhatian khusus sehingga perlu dievaluasi serta dianalisis lebih lanjut.
Soemarso. (2005:380) mengemukakan bahwa analisa perbandiangan merupakan salah satu tehnik analisa laopran keuang yang mempunyai makna ataupun dapat menjelaskan arah perubahan suatu fenomena. Angka – angka dalam laporan keuangan akan sedikit artinya bila dilihat secara sendiri-sendiri. Dengan analisa, pemakaian laporan keuangan lebih mudah menginterprestasikannya.
B. Manfaat Analisis Perbandingan Laporan Keuangan
Manfaant dari analisa laporan keuangan untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan secara periodik yang dilakukan pihak manajemen perusahaan yang bersangkutan dan dapat menyajikan data historis serta menyeluruh yang terdiri dari data yang ada merupakan hasil kombinasi antara fakta yang telah dicatat, prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan di dalam akuntansi setra pendapat pribadi.
Selanjutnya dengan melakukan analisa perbandingan laporan keuangan sangat membantu para manajer, karena dengan laporan keuangan yang diperbandingkan untuk beberapa periode akan diketahui sifat dan tendensi perubahan yang terjadi dalam perusahaan.
C. Faktor Yang Mempengaruhi Analisa Perbandingan Laporan Keuagan
Analisa laporan keuangan terdiri dari penelaahan atu mempelajari hubungan dan tendensi atau kecenderungan (trend) untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan. Faktor yang paling utama harus diperhatikan adalah :
1. Likuidasi
Likuidasi merupakan bentuk kemampuan yang dalam hal ini adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuanganya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiaban tepat pada waktunya disebut “likuid”. Sedangkan perusahaan yang tidak dapat memenuhi kewajiaban pada saat ditangih disebut ”illikuid”
2. Solvabilitas
Solvabilats merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban apabila perusahaan tersebut dilikudasikan, baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang. Apabila perusahaan dikatakan “solvable”, bila perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang – huatangnya, sebaliknya apabila jumlah aktiva tidak cukup atau lebih kecil dari pada jumlah hutangnya, berarti perusahaan tersebut dalam keadaan “insolvable”.
3. Provitabilitas
Merupakan bentuk kemampuan dari suatu perusahaan dalam hal menghasilkan laba selama periode tertentu. Provitabilitas perusahaan dapat diketahui dengan memperbandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan tersebut.
4. Stabilitas usaha
Stabilitas perusahaan merupakan bentuk kemampuan dari perusahaan tersebut dalam hal pempertahankan operasional perusahaan yang bersangkutan dan pada umumnya ditunjukkan dengan kemampuan melakukan usaha secara stabil yang diukur dengan mempertimbangkan kemamapuan perusahaan untuk membayar beban bunga atas hutang – hutangnya tepat pada waktunya. Dengan demikian perusahaan juga mamapu untuk membayar deviden secara tertentu kepada para pemengangsaham tanpa menagalami hambatan atau krisis keuangan.
Factor – factor tersebut di atas (likwiditas, solvabilitas, provitabilitas dan satbulitas usaha). Akan dapat diketahui dengan cara melakukan analisa dan menginterprestasikan laporan keuangan perusahaan dengan menggunakan metode atau teknik analisa yang tepat dangan tujuan analisa. Dengan analisa tersebut dapat deperoleh informasi yang berhubungan dengan masalah kinerja keuangan dan hasil yang dicapai oleh perusahaan.
D. Teknik Analisa
Teknik analisa biasa digunakan untuk mengukuar hubungan antara antara akun – akun yang ada dalam laporan. Sehingga dapat diketahui perubahan dari masing - masing akun tersebut bila diperbandingkan dengan laporan dari beberapa periaode untuk satu perusahaan tertentu atau dengan alat – alat pembanding seperti: diperbandingkan dengan laporan keuangan yang dibudgetkan atau dengan laporan keuangan perusahaan lain.
Ada beberapa teknik analisi yang biasa digunakan oleh para analisa dalam menaganalisa laporan keuangan, daiantaranya:
1. Analisa perbandingan laporan keuangan, yaitu teknik analisa dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih, dengan menunjukkan :
a. Data absolute atau jumlah – jumlah satuan mata uang.
b. Kenaikan atau penurunan dalam suatu mata uang.
c. Kenaiakan atau penurunan dalam persentase.
d. Perbandinga yang dinyatakan dengan rasio.
e. Persentase dari total.
2. Trend atau tendensi, teknik analisa untuk mengetahui tendensi posisi dan kemujuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam persentase (trend percentage analysis), yaitu teknik analisa untuk mengetahui tendensi dari pada keadaan keuanganya, apakah menunjukkan tendensi tetap, naik atau bahkan turun.
3. Laporan dalam persentse per komponen yaitu suatu teknik analisa untuk mengetahui prosentase investasi pada masing – masing aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan komposisi perongkosan yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya.
E. Contoh Kasus Analisis Perbandingan Laporan Keuangan
Hasil Analisa
Dari neraca yang diperbandingkan antara akhir tahun 2010 dengan 2011, menunjukkan: Jumlah rupiah masing-masing aktiva, hutang dan modal serta jumlah total masing-masing golongan aktiva, hutang dan modal pada tanggal 31 desember 2010 dan 31 desember 2011 dengan perubahan-perubahannya. Dari perubahan (kenaikan da penurunan) dapat diketahui bahwa :
a. Aktiva lancar naik Rp. 61.093.000.321, sedangkan aktiva tidak lancar naik pada Rp. 22.533.622.098, hutang jangka pendek naik sebesar Rp. 50.474.299 dan hutang jangka panjang naik sebesar Rp. 11.643.752.259 serta modal naik sebesar Rp. 71.932.395.861. Hal ini menunjukkan adanya kenaikan modal kerja (modal kerja= aktiva lancar dikurangi hutang lancar) yang kemungkinan di sebabkan oleh:
· Diperolehnya keuntungan atau laba
· Perubahan aktiva tetap menjadi aktiva lancar melalui proses penjualan ataupun penyusutan
· Diperolehnya hutang jangka panjang atau liabilitas jangka panjang.
· Dengan adanya perubahan hutang lancar menunjukkan adanya perbaikan posisi keuangan jangka pendek.
b. Aktiva naik sebesar Rp.83.626.622.429, hutang naik sebesar Rp. 11.643.752.259, dan ekuitas naik sebesar Rp. 71.932.395.861.
c. Perubahan dalam jumlah-jumlah rupiah seperti yang diterangkan diatas (a dan b), Nampak lebih jelas lagi perubahan dalam prosentasenya. Aktiva lancar naik dengan 10% sedangkan aktiva tidak lancar hanya naik 8 %, total aktiva naik sebesar 8% dan hutang jangka pendek 0% dimana tidak naik dan tidak turun, dan hutang jangka panjang naik sebesar 28 % dan ekuitas sebesar 8%. Hal ini menunjukkan bahwa posisi keuangan jangka panjang dalam tahun 2011 lebih baik daripada tahun 2010. Perubahan-perubahan dalam prosentase ini lebih mendukung hasil analisa.
Dalam neraca yang diperbandingkan tersebut diketahui pula prosentasenya masing-masing pos terhadap jumlah aktiva ataupun jumlah hutang dan ekuitas. Data ini sangat membantu bagi pengambilan keputusan terhadap perusahaan yang bersangkutan.
Analisis laporan laba rugi yang di perbandingkan antara periode 2010 dan 2011 akan di peroleh berbagai kesimpulan yang dapat membantu dalam proses pengambilan keputusan . di samping itu diketahui tingkat perkembangan dan efesiensi yang telah di capai misalnya:
Dalam tahun 2010, beban pokok yang di peroleh adalah 63% dan pada tahun 2011 beban pokok yang diperoleh sebesar 64 %. Hal ini akan memperngaruhi laba kotornya.
a. Adanya kenaikan penjualan dapat mengakibatkan perubahan naiknya laba bersih . walaupun bila dihubungkan dengan tingkat penjualannya kan menghasilkan presentasenya sama 12%.
b. Biaya penjualan naik Rp 18,552,650,642 dan biaya umum & admin naik menjadi Rp 19,669,959,636.
c. Laba usaha yang di hasilkan pada tahun 2010 naik di 2011 menjadi Rp 193,065,034,262 kenaikan nya hingga Rp 19,99,408,246.
d. Pada tahun 2010 ke 2011 laba berih tahunnan mengalami kenaikan yang tadinya tahun 2010 sebesar Rp 131,445,098,783 pada tahun 2011 sebesar Rp 140,038,819,641. Kenaikan itu sebesar Rp 8,593,720,858.
Dari hasil analisa tersebut dapat disimpulkan bahwa :
a. Ditinjau dari faktor likuiditas tahun 2011 lebih baik daripada likuiditas tahun 2010, karena current ratio (aktiva lancar dibandingkan dengan hutang lancar) tahun 2010 sebesar 1068% (610.789.437.218 : 57.165.989.460 x 100%)yang berarti bahwa setiap Rp 1,- hutang lancar dijamin dengan Rp 10,68 aktiva lancar atau dijamin Rp 10,68 modal kerja, sedang dalam tahun 2011 sebesar 1174% (671.882.437.539 : 57.216.463.759 x 100%)atau setiap Rp 1,- hutang lancar dijamin dengan Rp 11,74 aktiva lancar.
b. Ditinjau dari faktor solvabilitas tahun 2011 lebih solvabel daripada tahun 2010 karena solvabilitas tahun 2011 (jumlah aktiva dibanding dengan jumlah hutang) ada 1023% (1.130.865.062.422 : 110.452.261.687 x 100%) sedang tahun 2010 hanya 1060% (1.047.238.440.003 : 98.758.035.129 x 100%).
c. Ditinjau dari rentabilitas atau efisiensi perusahaan secara keseluruhan, maka tahun 2011 lebih efisen dibanding tahun 2010. Rentabilitas ekonomis tahun 2011 ada 8% (1.130.865.062.422 : 1.047.238.440.003 x 100%) sedang tahun 2010 hanya 10% (671.882.437.539 : 610.789.437.218 x 100%), rentabilitas modal sendiri (tanpa memperhatikan beban pajak) dalam tahun 2011 19% (190.142.752.846 : 1.020.412.800.735 x 100%)dan tahun 2010 18% (173.525.426.744 : 948.480.404.874 x 100%).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar